iklan banner gratis
iklan banner Cagub Jabar
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

TENGKLENG SOLO BALAPAN YANG PERTAMA DI BEKASI


KULINER KHAS KERATON SOLO
YANG PAS DI KANTONG RAKYAT


Bekasi, kelanakuliner.com
Pernah nggak terbayang dalam benak anda bahwa bangsa Indonesia dulu pernah dijajah oleh bangsa asing karena hal sepele, yakni bumbu dapur? Istilah kampungnya The Spices atau bahasa Inggrisnya "Rempah-rempah".

Kalau sekarang bangsa kita sedang dalam proses penjajahan karena alasan harta kekayaan minyak dan tambangnya, dulu (sesuai kemampuan teknologi dan kebutuhan dasar zaman) maka rempah-rempah lah yang jadi alasan bangsa-bangsa Eropa mau menguasai nusantara. Halah... lupakan saja masalah penjajahan, kini kita ingat saja kekayaan budaya dan sumber alam negeri kita dan bagaimana kita bisa menerima berkah dan karunia itu dan menjaganya buat anak cucu kita (buset... ternyata dalem juga yah?)


Sisa-sisa kebesaran nenek moyang kita, yakni berupa kekayaan rempah-rempah adalah satu kebanggaan yang bisa jadi akan hilang ditelan masa. Contoh kekayaan yang akan dan bisa ditelan zaman adalah kuliner nusantara kita dan keanekaragaman rempah-rempah yang sangat terkenal di dunia semenjak masa nenek moyang kita. Sebagai contoh, adalah kelana kuliner di daerah Solo, yang memang sangat terkenal sebagai gudangnya makanan khas Indonesia.

Anda tentu sudah tahu betapa Solo dikenal nusantara sebagai tempatnya makanan-makanan nikmat pembangkit selera, mulai dari Tongseng Solo, Rawon Iga Solo, Bakso Solo, Sop Buntut Solo, Sate Kambing Solo sampai yang paling mutakhir, Nasi Kucing Solo. Tapi mungkin saya termasuk yang baru pertama kali mendengar makanan khas Solo lainnya, yakni Tengkleng.

Apa seh Tengkleng itu? Adalah pengusaha RM Solo Balapan, Tatagna Budi, menjelaskan kepada dobeldobel.com tentang makanan khas dan unik dari Solo ini. "Tengkleng sesuai dengan pakemnya biasanya terbuat dari tulang-tulang kambing, mulai dari kepala, iga, buntut, punggung, sampai dengan tulang kaki. Dan dimasak seperti layaknya sop, namun dengan bumbu-bumbu rempah yang jumlahnya nyaris 28 jenis."

Mendengar penjelasan itu saja bikin saya geleng-geleng kepala. "Wah bener juga bangsa kita ini kaya akan bumbu rempah dan jago makan.... hehehehe!" Lalu saya pun menanyakan apa keunikan bumbu-bumbu masakan khas Solo, Tengkleng ini dibandingkan dengan soto buntut, soto kaki kambing atau sop kambing daerah lainnya. Suami dari Kristiari ini mengungkapkan, "Ada rempah-rempah yang tak bisa diperoleh di daerah lainnya seperti Jakarta atau Bekasi. Salah satunya misalnya kayu Temoyi!"

Dan karena sang pemilik restoran yang sangat doyan makan ini tidak tahu apa bumbu rahasia dan nama rempahnya ia memanggil istrinya, yang juga bertugas sebagai koki utama restoran Solo Balapan ini, Kistiari yang diklaim suaminya sebagai istri yang jago masak menjelaskan, "Kayu temoyi adalah sejenis rempah berbentuk kayu yang oleh orang awam dianggap seperti kayu biasa. Tapi ia mempunyai aroma khas dan mampu menghilangkan bau amisnya daging dan tulang kambing. Tentunya juga harus ada bumbu-bumbu yang lain sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang khas Tengkleng."

Tatagna juga menambahkan, bahwa banyak orang yang membuat Tengkleng serupa tapi rasanya jauh berbeda dengan Tengkleng buatannya, bahkan dengan bercanda ia bilang, "Mungkin yang mereka buat itu ya menu Tengkleng-tengklengan... Dan itu bukan kata saya saja tapi juga beberapa pelanggan yang mencobanya di luar kemudian menceritakannya kepada saya setelah mereka bandingkan dengan Tengkleng di RM Solo Balapan ini."

Jangan heran kalau pengunjung RM Solo Balapan ini adalah memang orang-orang yang sudah tahu apa itu Tengkleng, dan Tatagna, yang kerap dipanggil mas Tatag ini, mengungkapkan bahwa kebanyakan para pengunjungnya adalah orang-orang jauh yang datangnya bukan dari Bekasi saja, bahkan sampai orang Tangerang di ujung Jawa Barat pernah datang dan begitu lewat rumah makan Solo Balapan miliknya mengkhususkan diri untuk mencicipi Tengkleng.

Ada kisah menarik tentang Tengkleng yang kini jadi makanan rakyat ini. Dulunya memang Tengkleng adalah makanan sop khas para bangsawan Keraton Solo, hingga pernah satu ketika, di tahun 1980-an saat itu Mas Tatag masih SMA. Di masa itu Presiden Soeharto masih berkuasa, pernah menjamu tamu-tamu penting dan pejabat negara untuk menikmati Tengkleng di Anyer. Dan secara khusus, Tengkleng dimasak di Solo kemudian diterbangkan dengan pesawat khusus untuk bisa disajikan panas-panas buat para tamu-tamunya pak Harto. Huaduh dari sini saja saya sudah bisa ambil kesimpulan.

Ya, bahwa Tengkleng memang ternyata adalah makanan para bangsawan dan pejabat tinggi yang hanya bisa dibuat dengan bumbu rempah-rempah yang adanya di Solo saja. Jadi jelas berbeda dan tak akan sama masalah rasanya dibandingkan dengan sop kambing, soto kaki ataupun masakan sop tulang dari daerah lain. Campuran rasanya yang khas antara, gurih, asam, sedikit manis, bau amis yang hilang dan tenggelam dalam wanginya rempah serta butiran-butiran cabe rawit pastinya akan membuat anda berkeringat dan berdecak nikmat karena begitu lezat dan empuknya daging kambing yang berasal dari tulang-tulang itu.

Ada istilah makan yang aneh dari menu Tengkleng ini adalah "menggeragoti" daging-daging yang ada di tulang-tulang kambing ini. Di Solo sendiri dobeldobel.com mendapati bahwa makanan khas Solo ini bisa jadi rebutan di dagangan kaki lima daerah wisata Solo. Tulang-tulangnya pun mulai dari tulang tengkorak kambing, iga, tulang punggung, tulang buntut, tulang kaki. Huffff, pastinya anda akan ketagihan. Karena begitu saya menikmati bersama anak saya, Lulu Ammantsura, kami sampai berkeringat dan mengeluarkan nafas berat karena saking pedas dan lezatnya masakan ini. Jangan kuatir kalo daging-daging di sela-sela tulang ini keras atau alot, karena sebelum disajikan, mas Tatag ceritakan bahwa potongan-potongan tulang daging ini dipresto dulu, sehingga sudah bisa diketahui betapa empuknya saat dikunyahnya.

Walaupun Tengkleng dikenal sebagai makanan untuk kalangan atas, tapi masalah harga per porsinya yang bisa dinikmati untuk dua orang ini bisa didapat dengan harga relatif tidak mahal, hanya Rp. 18.000,- Dan anda tidak saja bisa menikmati Tengkleng Solo ini, ada makanan khas lainnya seperti, Tongseng, Rawon Iga, Sate Kambing dan Sup Buntut. Dan luarbiasanya di depan restoran ini ada penganan ringan Nasi Kucing Solo, walaupun bukan miliknya, namun menambah khazanah keanekaragaman makanan khas dari Solo. Satu strategi marketing yang cukup efektif.

Bila anda mau dan timbul selera untuk menikmati makanan khas Solo, Tengkleng yang tak akan anda jumpai di Jabodetabek, kecuali di Bekasi ini, anda bisa:
reservasi di no. 021.9664.3471 atau 0811136395.

Atau datang langsung ke alamat ini, RM Solo Balapan Jl. Bintara Raya No. 1 K, Bekasi Barat.

Sidik Kelana Rizal
Paslon Walikota Nomor Urut 2, BUMN

1 Komentar

  1. Tengkleng Rasa Ceria dengan bumbu sederhana (nggak perlu sampe 28 rempah asli)

    Tengkleng terkenal ya Tengkleng Solo, yang ini Tengkleng ala rasa ceria, enak buat teman nasi , saat hujan gak henti turun dah 5 hari…………

    bahan :

    * iga kambing 1 kg
    * bumbu halus : bawang putih 6siung, bawang bombay1 atau bawang merah 10,jahe 2 cm, kemiri 4 butir, ketumbar bubuk 1 sdt, kunyit bubuk 1/2 sdt, gula merah, garam
    * laos 3 cm memarkan, daun salam, daun jeruk, serai memarkan.

    cara :

    1. tumis bumbu halus bersama, laos,daun salam ,daun jeruk dan serai
    2. masukkan iga kambing, aduk rata
    3. tambahkan air sedikit demi sedikit sampai daging empuk
    4. cicipi, angkat. hidangkan dengan taburan bawang goreng

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
banner