Tulang Ayamnya pun Remuk dengan Pencetan Jari Bisa Anda Bayangkan Betapa Empuk Dagingnya
Bekasi, kelanakuliner.com
Bilangan Komsen, Jatiasih semakin hari semakin ramai dengan tempat-tempat jajanan kuliner. Salah satunya adalah RM Mbok Dengkleng, yang dikelola oleh pasangan suami istri ahli komunikasi pemasaran dan periklanan, King Vidor dan Dili.
Menurut Dili, wanita jebolan perguruan tinggi jurusan komunikasi ini, nama rumah makan mereka Mbok Dengkleng, sebenarnya adalah inspirasi dari keluarga dekat yang kebetulan sedang terkena sakit stroke, jadi maksudnya adalah Mbok Kempleng, tapi karena susah diucapkannya, yang terdengar adalah Mbok Dengkleng, dan jadilah merk Mbok Dengkleng yang dijadikan nama resto yang mereka kelola ini.
Suaminya, praktisi ahli komunikasi yang masih tetap bekerja di sebuah biro iklan BTL, Indonesia Lima ini memang sengaja mengajak istrinya membuka usaha resto sederhana, karena keinginan mereka untuk berwirausaha kuliner sejak lama. Kebetulan makanan yang jadi menu mereka juga agak jarang bisa didapat di wilayah mereka. Seperti Bakmi Ayam Ceker yang lumayan digemari pelanggan mereka, mungkin hanya ada di resto mereka sepanjang jalan Komsen, Jatiasih mulai dari pertigaan dan bunderan Tol Komsen hingga menembus ke Jatiasih ujung.
Di samping itu mas Kingky, demikian panggilan akrab King Vidor, lelaki yang telah saya kenal sepuluh tahun lalu ini sejak pertama kali ia memesan lukisan karikatur saya di Hero Plaza lama (sekarang BCP), sangat menyukai berwisata kuliner dari satu resto ke resto lainnya. Namun pemilihan nama resto yang tidak memfokuskan pada satu produk unggulan sajian mereka, sepertinya adalah strategi komunikasi dan branding yang mau dibuatnya untuk waktu ke depan.
Bekasi, kelanakuliner.com
Bilangan Komsen, Jatiasih semakin hari semakin ramai dengan tempat-tempat jajanan kuliner. Salah satunya adalah RM Mbok Dengkleng, yang dikelola oleh pasangan suami istri ahli komunikasi pemasaran dan periklanan, King Vidor dan Dili.
Menurut Dili, wanita jebolan perguruan tinggi jurusan komunikasi ini, nama rumah makan mereka Mbok Dengkleng, sebenarnya adalah inspirasi dari keluarga dekat yang kebetulan sedang terkena sakit stroke, jadi maksudnya adalah Mbok Kempleng, tapi karena susah diucapkannya, yang terdengar adalah Mbok Dengkleng, dan jadilah merk Mbok Dengkleng yang dijadikan nama resto yang mereka kelola ini.
Suaminya, praktisi ahli komunikasi yang masih tetap bekerja di sebuah biro iklan BTL, Indonesia Lima ini memang sengaja mengajak istrinya membuka usaha resto sederhana, karena keinginan mereka untuk berwirausaha kuliner sejak lama. Kebetulan makanan yang jadi menu mereka juga agak jarang bisa didapat di wilayah mereka. Seperti Bakmi Ayam Ceker yang lumayan digemari pelanggan mereka, mungkin hanya ada di resto mereka sepanjang jalan Komsen, Jatiasih mulai dari pertigaan dan bunderan Tol Komsen hingga menembus ke Jatiasih ujung.
Di samping itu mas Kingky, demikian panggilan akrab King Vidor, lelaki yang telah saya kenal sepuluh tahun lalu ini sejak pertama kali ia memesan lukisan karikatur saya di Hero Plaza lama (sekarang BCP), sangat menyukai berwisata kuliner dari satu resto ke resto lainnya. Namun pemilihan nama resto yang tidak memfokuskan pada satu produk unggulan sajian mereka, sepertinya adalah strategi komunikasi dan branding yang mau dibuatnya untuk waktu ke depan.
Posting Komentar