Lokasi Strategis, Harga Ekonomis, Produk Populis, Promosi Minimalis?
Bekasi, kelanakuliner.com
Bagaimana merebut perhatian di tengah ramainya usaha kuliner yang kian marak di kota pendukung metropolitan seperti Bekasi? Adalah De Koeliner yang memiliki lokasi sangat strategis, dengan konsep jajanan serba ada berbandrol harga ekonomis, ditambah produk sajian makanan yang populis (sayangnya nggak ngetop abis) tapi dalam hal promosi mereka masih minimalis. Bahkan terkesan masih belum berani lakukan gebrakan yang bila perlu heboh sekalian.
Mengambil istilah satu teman dekat saya, Agung KN, seorang pengusaha kuliner Burger Batok yang juga sedang dan sudah menulis buku Narketing, strategi penasaran sebuah produk jadi unggulan pasar. Harap Anda perhatikan kata yang saya maskud. Bukan Marketing, tapi justru Narketing. Bukan pemasaran tapi malah penasaran. (hehehehehe baca judul bukunya aja gue berani taruh, pasti orang ketawa ngikik).
De Koeliner tidak melakukan apa yang disebut dengan teknik Narketing (Penasaran) yang Efektif. Karena boleh jadi dengan investasi bangunan di atas luas tanah 1200 meter persegi akan menjadi terlalu mahal bila tidak melakukan apa-apa yang perlu dan harus dilakukan untuk merebut pasar. Untuk mendapatkan perhatian orang saja, saya kira akan sulit, karena dari lokasi yang ada di persimpangan jalan di wilayah Jatibening yang aksesnya sebenarnya bagus. Tapi apakah ada keunikan dan sesuatu yang HEBOH dan mampu membuat orang untuk penasaran sertaaaaaaaaaaa datang....! (sori huruf a-nya kebanyakan, bukan salah ketik tapi sengaja).
Bahasa kasar dan nyakitinnya adalah "Siapa yang mau datang melihat dan kalau bisa mau jajan di De Koeliner?" Kalau sang pemilik atau pengelola mau sedikit meluangkan waktu dan belajar lebih sabar, apalagi menjelang pembukaan pujasera itu yang semulanya direncanakan pada tanggal 4 September 2009. Ngapain harus bikin acara yang banyak mengeluarkan anggaran "mubazir" dan terlalu mahal, kalau bisa dengan sekian juta rupiah membuat sesuatu yang HEBOH bombastis atau nyeleneh dan membuat orang "menengok" kemudian penasaran baru tertarik untuk membeli.
Dari konsep promo yang dilakukan, hanya melalui media promosi below the line, seperti flyer, brosur, leaflet, giant banner atau baliho kemudian above the linenya hanya melalui media tabloid lokal untuk komunitas tertentu. Sangat minimalis, bahkan terkesan salah alokasi. Namun begitu, De Koeliner memang mempunyai peluang besar jadi tempat alternatif pusat jajanan dan tongkrongan asyik bagi kalangan tertentu. Nah yang jadi pertanyaannya adalah, siapa "kalangan tertentu" ini?
Bila target pasarnya adalah family oriented dan remaja (teenagers) atau ABG maka bisa jadi ada kesalahan strategi komunikasi. Saat saya bertemu dengan General Manager De Koeliner, Yoga, mengungkapkan bahwa persiapan secara teknis sudah dilakukan mulai dari hal-hal yang bersifat teknis semenjak beberapa bulaan yang lalu. Namun untuk persiapan promosi dan pembukaan, ia memang belum mau membeberkan apa yang akan dilakukan nanti. Sepertinya hal itu akan dilakukan saat rekan-rekan wartawan yang hadir pada tanggal 4 September mendatang hadir dan dijadikan sebagai sesuatu yang mengejutkan. (Ceritanya mungkin hendak membuat sesuatu yang very surprising.... hmmm bisa jdi berhasil seh).
Akan tetati (maaf saking bingungnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa gue jadi salah tulis....) ada hal-hal yang tampaknya memang belum dan mungkin malah tidak dilakukan oleh pihak manajemen De Koeliner. Setidaknya para wartawan atau calon pelanggan perdana nanti harus mendapatkan kesan mendalam dan tak terlupakan yang kalau perlu bikin penasaran.... bakalan ada apa seh di De Koeliner?
Sayang tulisan ini harus berlanjut nanti.... sabar ya!
Sidik Rizal
Bekasi, kelanakuliner.com
Bagaimana merebut perhatian di tengah ramainya usaha kuliner yang kian marak di kota pendukung metropolitan seperti Bekasi? Adalah De Koeliner yang memiliki lokasi sangat strategis, dengan konsep jajanan serba ada berbandrol harga ekonomis, ditambah produk sajian makanan yang populis (sayangnya nggak ngetop abis) tapi dalam hal promosi mereka masih minimalis. Bahkan terkesan masih belum berani lakukan gebrakan yang bila perlu heboh sekalian.
Mengambil istilah satu teman dekat saya, Agung KN, seorang pengusaha kuliner Burger Batok yang juga sedang dan sudah menulis buku Narketing, strategi penasaran sebuah produk jadi unggulan pasar. Harap Anda perhatikan kata yang saya maskud. Bukan Marketing, tapi justru Narketing. Bukan pemasaran tapi malah penasaran. (hehehehehe baca judul bukunya aja gue berani taruh, pasti orang ketawa ngikik).
De Koeliner tidak melakukan apa yang disebut dengan teknik Narketing (Penasaran) yang Efektif. Karena boleh jadi dengan investasi bangunan di atas luas tanah 1200 meter persegi akan menjadi terlalu mahal bila tidak melakukan apa-apa yang perlu dan harus dilakukan untuk merebut pasar. Untuk mendapatkan perhatian orang saja, saya kira akan sulit, karena dari lokasi yang ada di persimpangan jalan di wilayah Jatibening yang aksesnya sebenarnya bagus. Tapi apakah ada keunikan dan sesuatu yang HEBOH dan mampu membuat orang untuk penasaran sertaaaaaaaaaaa datang....! (sori huruf a-nya kebanyakan, bukan salah ketik tapi sengaja).
Bahasa kasar dan nyakitinnya adalah "Siapa yang mau datang melihat dan kalau bisa mau jajan di De Koeliner?" Kalau sang pemilik atau pengelola mau sedikit meluangkan waktu dan belajar lebih sabar, apalagi menjelang pembukaan pujasera itu yang semulanya direncanakan pada tanggal 4 September 2009. Ngapain harus bikin acara yang banyak mengeluarkan anggaran "mubazir" dan terlalu mahal, kalau bisa dengan sekian juta rupiah membuat sesuatu yang HEBOH bombastis atau nyeleneh dan membuat orang "menengok" kemudian penasaran baru tertarik untuk membeli.
Dari konsep promo yang dilakukan, hanya melalui media promosi below the line, seperti flyer, brosur, leaflet, giant banner atau baliho kemudian above the linenya hanya melalui media tabloid lokal untuk komunitas tertentu. Sangat minimalis, bahkan terkesan salah alokasi. Namun begitu, De Koeliner memang mempunyai peluang besar jadi tempat alternatif pusat jajanan dan tongkrongan asyik bagi kalangan tertentu. Nah yang jadi pertanyaannya adalah, siapa "kalangan tertentu" ini?
Bila target pasarnya adalah family oriented dan remaja (teenagers) atau ABG maka bisa jadi ada kesalahan strategi komunikasi. Saat saya bertemu dengan General Manager De Koeliner, Yoga, mengungkapkan bahwa persiapan secara teknis sudah dilakukan mulai dari hal-hal yang bersifat teknis semenjak beberapa bulaan yang lalu. Namun untuk persiapan promosi dan pembukaan, ia memang belum mau membeberkan apa yang akan dilakukan nanti. Sepertinya hal itu akan dilakukan saat rekan-rekan wartawan yang hadir pada tanggal 4 September mendatang hadir dan dijadikan sebagai sesuatu yang mengejutkan. (Ceritanya mungkin hendak membuat sesuatu yang very surprising.... hmmm bisa jdi berhasil seh).
Akan tetati (maaf saking bingungnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa gue jadi salah tulis....) ada hal-hal yang tampaknya memang belum dan mungkin malah tidak dilakukan oleh pihak manajemen De Koeliner. Setidaknya para wartawan atau calon pelanggan perdana nanti harus mendapatkan kesan mendalam dan tak terlupakan yang kalau perlu bikin penasaran.... bakalan ada apa seh di De Koeliner?
Sayang tulisan ini harus berlanjut nanti.... sabar ya!
Sidik Rizal
Posting Komentar