iklan banner gratis
iklan banner Cagub Jabar
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Pemkot Bekasi: Soal Isu Intoleransi Selesai Dengan Damai, Jangan Diperpanjang

Isu Intoleransi ASN, Pejabat Eselon 3 dengan Pendeta Gereja Masehi Injil Minahasa Kota Bekasi, Berakhir Damai


BEKASI, BksOL — Pemerintah Kota Bekasi, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, unsur Muspida Kota Bekasi dan unsur perwakilan pemuka agama terus berkomitmen menyelesaikan persoalan isu intoleransi yang terjadi di tengah masyarakat.

Dengan adanya peristiwa ini juga sekaligus mengimbau agar warga masyarakat Kota Bekasi dapat terus memelihara kerukunan antar umat beragama dengan salah satu caranya tidak saling terpancing dan memperpanjang persoalan yang sudah selesai.


Pj Walikota Bekasi R Gani Muhamad mengawali keterangannya dengan mengatakan semua pihak telah jalin komunikasi dengan baik untuk menyelesaikan persoalan isu intoleransi yang baru-baru ini terjadi di Kota Bekasi.

"Pada kesempatan ini kami semua duduk bersama. Intinya bahwa kami semua ingin menyelesaikan permasalahan mengenai intoleransi yang menjadi isu di Kota Bekasi saat ini." ungkap Pj Waikota, Gani Muhamad, saat konferensi pers, Kamis (26/9/2024) di Command Center Kota Bekasi.


"Karena kami tidak ingin, tidak mau, Kota Bekasi dianggap sebagai kota yang intoleran. Oleh karena itu kami bersepakat semua duduk untuk mencari jalan keluar yang paripurna yang bisa menyelesaikan semua persoalan," ucap Gani lagi.

Ia juga berharap peristiwa kemarin menjadi pelajaran semua pihak dan warga Kota Bekasi untuk selalu menunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

Ia menegaskan persoalan telah diselesaikan dengan damai dan tidak perlu lagi diperpanjang.

Di antara keduanya juga telah diselesaikan dari hati ke hati dan saling menyampaikan permohonan maaf.

"Jadi kita telah simak dan dengarkan bersama, imbauan kami setelah peristiwa ini dan kita mendengarkan apa yang disampaikan keduanya." imbuh Gani.

"Saya pun memohon kepada masyarakat untuk menghentikan, memviralkan, menguraikan hal-hal yang bisa berdampak yang tidak kita inginkan," katanya lagi kepada awak media.

"Telah islah diperoleh diantara kami disini. Dan biarkan kami, warga Kota Bekasi yang menyelesaikan. Alhamdulillah selanjutnya kita kembali kepada tataran hidup saling menyejukkan, toleransi yang berasal kebangsaan bisa dilakukan dengan penuh kerukunan," ucapnya.


Ketua FKUB Kota Bekasi, Abdul Manan mengatakan dua solusi telah diperoleh dari hasil mediasi dan beberapa rapat lanjutan yang digelar.

Sampai menjelang konferensi pers ini digelar, semua pihak termasuk pemuka lintas agama juga telah dihadirkan.


"Berkat doa kita semua dan Allah SWT masalah yang timbul disepakati bersama pertemua hari ini. Pertama, dari saudara pendeta GMIM (Gereja Masehi Injil Minahasa) telah menerima apa yang disepakati untuk melaksanakan selanjutnya difasilitasi Pemda di GKOI Kota Bekasi." kata Abdul Manan.

"Sedangkan tempat yang kemarin sudah tidak digunakan lagi karena bertentangan dengan peraturan," imbuhnya.


"Kedua, semua yang hadir telah merasa gembira karena Alhamdulillah, Ibu Masriwati, ibu Pendeta Maria, di hadapan kita semua menyampaikan saling permohonan maaf dan saling hormat dalam upaya menyatukan kebangsaan di Kota Bekasi." jelas Abdul Manan.

Mudah-mudahan persoalan ini dapat dipahami seluruh masyarakat Kota Bekasi. Masalah yang terjadi sudah selesai, tegasnya menambahkan.

"Dan kiranya ada yang berkepentingan bisa berhubungan dengan Pemerintah daerah atau dengan Humas sehingga lebih jelas, jangan sampai memberitakan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang sudah disepakati bersama," kata Ketua FKUB, H Abdul Manan.

Di saat yang sama, Ibu Pendeta Maria menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas mediasi yang telah dilakukan di lokasi yang bersejarah dan dikatakan suci ini sehingga diperoleh solusi terbaik dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama.


Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang telah terjadi. 

"Pada kesempatan ini saya mau menyampaikan permohonan maaf kepada Ibu Masriwati atas peristiwa ini dan terlebih kepada Walikota dan jajaran sudah direpotkan dengan masalah ini." ungkap Pendeta Maria.

"Dan pada kesempatan ini saya mohon maaf, atas peristiwa yang telah terjadi, yang booming. Pada kesempatan ini juga saya mau menyampaikan kepada semua pihak yang dijangkau dan terjangkau media, bahwa Kota Bekasi bukan kota yang intoleran." jelas bu Pendeta.

"Karena itu, pada kesempatan ini sekali lagi saya mewakili Pak Jon yang punya rumah dan umat yang saya bina, ingin meminta maaf kepada Ibu Masriwati dan kepada kita semua atas peristiwa yang sudah terjadi," ujar Ibu Pendeta Maria.

Ibu Masriwati menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, Walikota Bekasi, Unsur Muspida, FKUB dan perwakilan pemuka umat agama di Kota Bekasi, dan Pendeta Maria sehingga persoalan dapat selesai dengan baik.


"Bahwa selama ini saya bukan intoleran, selama ini sudah hidup rukun bersama-sama. Pada kesempatan ini juga saya sampaikan permohonan maaf atas yang sudah tejadi," tambah Masriwati.

"Dan saya semuanya menyerahkan kepada Pemerintah Kota Bekasi. Dalam hal ini, Pj Walikota sebagai pimpinan kami," pungkas ibu Masriwati. [■]

Reporter: Goeng - TimRedaksi, Editor: DikRizal
Paslon Walikota Nomor Urut 2, BUMN

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
banner