iklan banner gratis
iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Banyak Bundir Diskreditkan Adat Budaya Bali, Youtuber Hindu Ini Membela

Santi Chandra: Adat Budaya Bukan Faktor Ulah Pati, Stop Menggiring Opini Sudutkan Adat Budaya Bali

jabar-online.com, Minggu 13 April 2025, 07:27 WIB, DikRizal


BALI, JabarOL — Ulah Pati / Bunuh Diri di Provinsi Bali memang cukup tinggi. Fenomena itu sebagai momen mulat sarira baik pemerintah, pemuka agama dan semua elemen masyarakat. 

Catatan: Kata 'mulat' dalam bahasa Kawi berarti melihat. Jadi, 'kembali mulat sarira' ialah kembali melihat tubuh. Jargon 'mulat sarira' seringkali disinonimkan dengan 'introspeksi diri'. Tubuh dan diri seringkali diperlakukan sama, padahal sekaligus berbeda.

Akhir akhir ini banyak yang menyudutkan tentang Adat Budaya dan Upacara di Bali karena kegiatan yang padat sehingga di anggap sebagai sumber depresi masyarakat Bali. 


Santi Dharma Chandra sebagai Youtuber Agama Hindu, Adat Budaya dan sering mengikuti kegiatan suci agama Hindu ini jelas sangat membantah opini netizen yang menyudutkan Adat Budaya Bali, demikian ungkap Santi kepada JabarOL lewat WA nya. 

Lihat juga: Video Penjelasan Pemuka Agama Hindu tentang Hukum bUnuh Diri Menurut Agama Hindu, oleh Santi Dharma Chandra

Sebagai catatan, "Ulah Pati" (Bunuh Diri):
  • Merupakan tindakan mengakhiri hidup secara sengaja.
  • Dalam ajaran Hindu Bali, ini dianggap tindakan dosa dan bertentangan dengan nilai-nilai dharma.
  • Dikatakan bahwa roh orang yang melakukan ulah pati akan mengalami penderitaan di neraka selama 60 ribu tahun.


Jika secara logika saja dari jaman dahulu di Bali sudah terbiasa dengan kegiatan suci dan masyarakat dulu baik-baik saja dan fenomena ulah pati ini baru muncul beberapa tahun ini. 

"Buat siapapun yang menyudutkan adat budaya Bali, Saya mengajak agar terjun turun langsung ke Masyarakat agar mengetahui bagaimana solidaritas Masyarakat Bali dalam ajeg budaya Bali." ujar Santi kepada JabarOL lagi.


Jangan sampai penggiringan opini ini bikin semangat generasi muda Bali jadi antipati terhadap budaya sendiri, lanjutnya. 

"Mari kita ngiring bersama dan percaya bahwa Bali akan bisa bangkit dan berjaya kembali dengan Adat Budaya serta menjaga taksu Bali." pungkas Santi.

Kata "taksu" dalam bahasa Bali memiliki arti kekuatan, energi, aura, atau pancaran yang memancarkan kewibawaan. Taksu juga bisa diartikan sebagai tempat pemujaan keluarga. [■]

Reporter: Widy, EditorDikRizal/JabarOL
Selamat Walikota Bekasi Terpilih
iklan banner Kemitraan Waralaba Pers

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
banner