PEDASnya BEBEK GORENG ELLA DISERBU KULINER TELEVISI
Bebek Goreng Pedas, Bebek Goreng Ella, Bebek Goreng Khas MaduraBekasi, kulinerkuliner.com
Kini semakin hari orang Bekasi boleh berbangga, apa pasal? karena makin banyak makanan khas dari daerah lain yang masuk di kota penyangga ibukota ini. Sebutlah Bebek Goreng Ella yang sudah beberpa kali diliput oleh televisi swasta, mulai dari RCTI, SCTV hingga TPI dalam acara wisata jajanan kuliner mereka.
Saya sendiri berusaha memburu dan menemui sang pemiliknya sekaligus biar tahu apa seh rahasia usaha kuliner ini bisa terkenal lezat serta disukai banyak pelanggannya. Maka saya pun langsung meluncur ke bilangan provinsi, dari Terminal Bekasi menuju ke Rawa Panjang dan menuju Pondok Gede. Sebelum pertigaan Pekayon, tepat di depan pasar grosiran MAKRO, di samping jalan layang sebelah kiri Anda akan jumpai plang nama bertuliskan RM. Bebek Goreng Ella.
Setelah masuk ke dalam dan saya pun berhasil bertemu dengan H. Ahmad Sholeh, lelaki pemilik RM Bebek Goreng Ella. H. Ahmad Sholeh, pria kelahiran Madura 55 tahunm lalu ini memang seorang yang bertemperamen tinggi, namun masih tetap ramah bagi saya saat menerima saya untuk diwawancarai. Dengan bercanda dia mengatakan, "Wah saya kayaknya harus periksa tas Anda yang besar itu, maaf bukan maksud saya curiga, tapi kewaspadaan kan belakangan hari ini kayaknya perlu banget setelah peristiwa pengeboman kemarin..." sambil terkekeh dan sayapun hanya mengangguk-ngangguk saja, toh akhirnya dia tidak memeriksa ransel besar saya yang berisi aneka macam peralatan tempur wartawan itu... hihihihi.. (Untung gak diperiksa, karena ada CD bekas 3 hari belum dicuci... untung aja... Fyuuuuhhhh!)
Ternyata menjalankan usaha Bebek Goreng ini tidaklah instan dan sertamerta sukses seperti sekarang ini. Sholeh yang bernama asli Subat ini, menceritakan tentang penderitaan dan jatuh bangunnya berwirausaha selama puluhan tahun semenjak usianya baru 20-an tahun.
Mulai dari main usaha di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, kemudian diajak temannya untuk pergi ke pelabuhan Tanjung Priuk. Dan di sana dia nyaris celaka karena terancam dibunuh oleh proyek intelijen pimpinan LB Moerdani yang sangat populer kala itu, proyek sandinya "PETRUS" (Penembakan Misterius). Subat berani menceritakan hal ini, karena sebelum peristiwa besar itu, ia dan kawan-kawannya di pelabuhan Tanjung Priuk diberikan kartu Anggota, Prem yang dibagikan oleh oknum pegawai Bea Cukai.
Bila mereka tidak menggunakan kartu itu, maka mereka tidak bisa keluar masuk bebas di area pelabuhan. Subat pun mengikuti aturan main, namun setelah situasi semakin memanas dan beberapa temannya hilang entah kemana atau pada akhirnya mati tertembak dan dikarungi, maka ia segera buru-buru pergi ke Medan. Dan ia selamat. Ia berpendapat hampir semua temannya yang memilik KTA Prem banyak yang mati terkena Petrus. Tapi ia berhasil melupakan kenangan pahit itu. Ia pun mulai beralih usaha dengan bermain kayu serta besi tua, seperti kebanyakan orang Madura pada umumnya dalam berwirausaha.
Namun karena ketidakcocokan dan sukses tidak juga datang, dia mencoba buka usaha buka warung makanan khas masakan Madura. Setelah ia berhasil membeli sepetak tanah di bilangan Pekayon. Lagi-lagi usaha warungnya bangkrut dan setelah berdiskusi dengan istri dan keluarga lainnya mereka sepakat untuk mencoba makanan khas yang belum pernah ada di wilayah Bekasi. Pilihan jatuh pada Bebek Goreng Pedas. Dan sebagai langkah awal mereka membeli hanya dua ekor bebek untuk diolah masak.
Sholeh alias Subat sendiri mengakui bahwa dirinya bukanlah penggemar masakan pedas, sering tersedak hingga berbunyi "hiks" saat memakan masakan yang pedas-pedas. Namun karena kebetulan istrinya yang hobi memasak ini, maka segala sesuatunya ia serahkan kepada istrinya untuk menjalankan usaha RM Bebek Goreng Ella setelah sebelumnya mereka mencoba masakan Soto Madura, Sate Kambing dan Sop Kambing yang tidak begitu sukses.
Lalu dari mana datangnya nama Ella di belakang Bebek Gorengnya? Ahmad Sholeh yang telah beristri 3 ini mengatakan bahwa Ella adalah nama cucu perempuannya yang pertama. Lelaki yang tak pernah mendapatkan fasilitas kredit bank dan tidak mengenyam pendidikan tinggi ini memang pekerja keras yang ulet. Jatuh bangun di usaha perkayuan dan logam besi tua tidak menyurutkan inovasi dan diversifikasi usaha ke rumah makan. Bahkan kini anak-anak berhasil menyelesaikan kuliah di perguruan tinggi swasta dan meraih gelar sarjana.
Namun ketiga anaknya setelah bekerja di pabrik dengan gelar sarjana mereka, malah disuruh berhenti bekerja demi membantu usahanya melanjutkan RM Bebek Goreng Ella yang kini telah mempunyai 2 tempat.
Sukses memang selalu menghampiri orang yang tak pernah mau berhenti memeras keringat dan air mata. Dari ketiga istrinya dan kesemua anaknya, kini usaha ini hanya dijalankan oleh kelurga dan saudara mereka yang berasal dari Madura. Karena kesulitan mencari karyawan yang dapat dipercaya, Ahmad Sholeh hanya mempekerjakan keluarga dan anak-anaknya untuk bidang-bidang penting. Dari 7 orang keponakan yang pertama kali menajdi karyawan saat pertama kali merintis usaha warung makanan, kini dia sudah memiliki 22 pegawai di dua tempat RM Bebek Goreng Ella.
Dan dari usaha pertama kali yang bermodalkan 2 ekor bebek di hari pertamanya, kini sedikitnya 80 ekor bebek perhari yang dipotong untuk disajikan. Bahkan pada hari-hari tertentu puncaknya sampai 150 ekor bebek yang dihabiskan. Luar biasa.
Lalu bagaimana rasa Bebek Goreng Ella sendiri? Wow luar biasa pedasnya. baru sesuap nasi dan potongan kecil jeroan bebek saya coba, sudah langsung berkeringat dan membakar mulut saya. Bebek Goreng yang luar biasa pedas ini memang cocok buat mereka yang merasa kedinginan serta kesepian. Dijamin anda akan keringatan dan ketagihan. Masalah rasa, saya bisa memberikan peringkat 3 bintang. Nikmat, pedas, gurih dan empuk serta tidak berbau amis dagingnya. Inilah keistimewaan Bebek Goreng Ella, dari kesemuanya tidak ada bauk tengik dan amis.
Rahasianya adalah di proses awalnya. "Kalau saat awal bebek dipotong maka usahakan ujung pantat bebek (brutu dalam bahasa Jawa) dipotong terlebih dahulu sebelum diaduk-aduk dengan bumbu dan direbus awalnya." ungkap Subat terbuka. "Nah inilah yang bisa menghilangkan bau tengik dan amis. Bila tercampur brutu di awal pengolahan maka rasanya pun akan terpengaruh jadi gak enak!" terangnya dengan logat Madura yang kental.
Tapi yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana kita tetap berusaha memberikan seuatu yang terbaik buat para pelanggan kita, dan tidak perlu berbuat "jahat" (sesuatu yang merugikan) dengan orang lain. Apalagi semua karyawan adalah saudara saya, maka mereka akan mati-matian membela bila terjadi hal-hal yang bisa menyerang dan merugikan saya, tuntasnya mengakhiri wawancara. Dan saya pun dipersilahkan utnuk menikmati masakan utama mereka bebek goreng pedas ala Madura. Hmmmmm....! kapan lagi bisa makan gratisan kayak gini dan dibayar lagi! hahahahaha! Bungkus Cak!
DikRizal- dobeldobel.co.cc
Ah menurut saya bebek goreng Ella cuma gaya menu masakan orang MAdura yang susah disebut royal apalagi dermawan apalagi Rumah Makan berkonsep "memanjakan" pelanggan. Saya pernah merasakan masakan Bebek Goreng Pedas Ella, yang menurut saya adalah Bebek Goreng MINIMALIS!
ردحذفSETUJU om! RM Ella kayaknya menyajikan Bebek Goreng Pelit alias Minimalis... Mending kalo rasanya agak berbeda atau istimewa... ah nggak beda sama Nasi Bebek di pinggiran jalan alias kaki lima... malah nggak lebih enak!
ردحذفإرسال تعليق