Tito Tatoda Desak Kejati Agar Segera Bertindak
jabar-online.com, Minggu 15 September 2013, 00:15 WIB
Welkinton Tito Tatoda, Aktivis Laskar Merah Putih Sulut
GORONTALO, bksOL - Proyek yang dibiayai dana APBN-P tahun anggaran 2012 ini sambil tidak memenuhi standard spesifikasi teknis (asal jadi), molor dari waktu yang ditentukan juga jauh dari azas manfaat.
Bukan rahasia lagi kalau ada sejumlah kegiatan dilingkungan Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XI Sulut-Gorontalo banyak yang molor dari waktu pelaksanaan (tidak tepat waktu), tidak sesuai spesifikasi teknis, terkesan asal jadi alias amburadul memang bukan sesuatu yang baru dilingkungan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IX Sulut-Gorontalo.
Hampir setiap kegiatan di instansi yang satu ini lebih banyak amburadulnya ketimbang manfaatnya. Sehingga hal ini mestinya jadi perhatian serius Kepala BPJN Wilayah XI untuk tidak lagi memberi kesempatan kepada pihak rekanan yang dinilai sering ingkar janji, terkait waktu pelaksanaan dan mutu dari sebuah pekerjaan yang tidak memenuhi standart kualitas.
Sebut saja oknum kontraktor yang akrab disapa ko Bun, sangat piawai dan cerdik mengais keuntungan sebesar- besarnya dari beberapa kegiatan pembangunan jalan di Kabupaten Talaud tahun 2012. Sinyalemen itu terlihat dari kegiatan pekerjaan peningkatan ruas jalan Melonguane-Beo tahun anggaran 2012 yang dia kerjakan, semakin menguatkan dugaan sejumlah elemen masyarakat Talaud bahwa yang bersangkutan hanya mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya tapi mengabaikan mutu pekerjaan.
"Sebagaimana yang diprasyaratkan dalam kontrak,” tandas Tito Tatoda, aktivis Laskar Merah Putih Provinsi Sulut.
"Bagaimana tidak, sambil pekerjaannya diduga tidak memenuhi kriteria teknis dia juga dinilai oleh masyarakat sebagai seorang kontraktor yang tidak bertanggung jawab," menurut Tatoda, "Dia salah satu kontraktor yang seharusnya tidak lagi diberi kesempatan untuk sebuah kegiatan proyek pemerintah, kalau perlu di black-list seumur hidup karena terbukti hampir semua pekerjaan yang dia kerjakan di Talaud benar-benar amburadul."
Oknum kontraktor yang bernaung di bawah bendera PT CANTERA BARU selaku pelaksana pekerjaan peningkatan struktur jalan Melonguane Beo, dengan nilai konrak Rp 7.182.516.000 dan sumber dana APBN-P 2012.
Waktu pelaksanaan 82 hari kalender dimana sebelumnya disebutkan, di awal Desember 2012 ketika proses pengaspalan mulai dilakukan kondisi badan jalan sebenarnya tidak layak di lakukan pengaspalan, dikarenakan di sejumlah titik jalan terlihat kubangan air bercampur lumpur sementara proses pengclothingan, clothing aspal naik ke permukaan air dalam kubangan.
"Namun tetap saja penghamparan material hotmix dilakukan dan pada akhirnya sudah barang tentu menghasilkan kualitas pekerjaan yang tidak bermutu sehingga jalan yang belum lama dibuat mudah rusak,” ujar Tatoda.
Lebih dari itu kata lelaki yang kini mendaftarkan diri sebagai bakal calon anggota legelatif kabupaten Talaud melalui kendaraan partai Golkar ini mengatakan ketika persoalan ini dipertanyakan kepada pihak Pelaksana Lapangan PT CANTERA BARU yang akrab dipanggil Yusuf dan kebetulan berada di lokasi, dengan tanpa beban yang bersangkutan mengatakan " Semua kegiatan tersebut sudah sesuai aturan dan dilaksanakan berdasarkan perintah PPK, berinisial RM alias Mentang,” akunya.
Lebih lanjut Tatoda kepada awak media ini mengatakan, "Ketidakberesan yang dilakoni oknum pemilik PT Cantera Baru tidak hanya pekerjaan peningkatan ruas jalan Melonguane-Beo akan tetapi Rainis dan Meloongguane Rainis yang berbandrol Rp. 24 M yang pekerjaannya tidak tuntas juga,"
Dinilainya banyak ketidakberesan, sekarang saja sudah ada dibeberapa titik mengalami kerusakan, sementara pihak pelaksana juga tidak memasang papan proyek, Tatoda menambahkan, "Menyikapi hal tersebut, saya meminta Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Sulut segera menangkap dan memenjarakan oknum kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK) berinisial RM alias Mentang,” desak Tito Tatoda.
Sementara itu Kepala Balai Jalan Nasional XI Sulut-Gorontalo Ir. Johny Wenur ketika dikonfirmasi seputar ketidak beresan pengerjaan proyek ruas jalan Melonguane-Beo dan Melonguane-Rainis lewat Hand Phone selulernya tidak pernah diangkat-angkat padahal nada pangglnya aktif.
Penulis/Kontributor : (Johny L/ Lento Langi)
Editor Bahasa : DikRizal
Posting Komentar