Saat Banjir Melanda, Eh Pejabatnya Tidur Nyaman Di Hotel Wah! Emang Bisa Nyenyak? Penuh Empati Banget!?
jabar-online.com, Rabu 05 Maret 2025, 08:49 WIB, Widy/DikRizalBEKASI, JabarOL — Viralnya video seorang istri pejabat yang belum lama dilantik jadi kepala daerah setelah sang Walikota pulang dari retreat di Magelang. Istri Walikota tersebut baru saja turun dari mobilnya salah seharian berkegiatan berinteraksi dengan warga yang terdampak banjir pada Selasa 4/3/2025.
Dalam video yang direkam oleh wanita yang juga diketahui orang dekat ibu Walikota Bekasi itu, menjadi viral dan mendapatkan respon kontroversi yang hebohkan provinsi Jawa Barat.
Bahkan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi pun sampai berkomentar pedas mengkritik aksi istri Walikota karena menuai kritik dan sindiran tajam atas kurangnya rasa empati kepada warganya sendiri yang menginap di tenda-tenda evakuasi atau di lantai dua rumah mereka yang terendam banjir.
Jelas tampak dalam video tersebut sang istri Walikota Bekasi, Wiwiek Hargono interaksi akrab dengan teman-temannya sambil bersiap untuk bermalam menginap di hotel Horison Ultima, Kalimalang Kota Bekasi.
Artinya Walikota Bekasi, Tri Adhianto jelas tampak menginap di hotel mewah di wilayah dimana warganya sendiri sedang dilanda musibah banjir, setelah mereka diketahui seharian berinteraksi dengan warga di beberapa titik lokasi banjir.
Tak masalah sebenarnya jika seorang kepala daerah menginap di hotel, namun hal itu menjadi tak etis ketika disebarluaskan sendiri oleh teman dekat atau keluarga Walikota sehingga video itu viral dan ditanggapi oleh banyak warga yang sedang kesusahan terdampak bencana banjir.
Warga terdampak banjir paruh baya, Bapak Ali usia 50 tahun, berprofesi sebagai juru parkir di pertigaan Kayuringin.
Dirinya menuturkan kepada BksOL karena dia tak setuju perihal isi video viral tersebut, dan dia berpendapat bahwa satu pemimpin itu harus cepat tanggap, responsif terhadap masyarakat apalagi sedang terkena musibah kebanjiran seperti saat itu.
"Gak baguslah seorang pemimpin tidur di tempat yang "nyaman dan enak", sementara warganya sendiri kesulitan tidur dan gelisah karenanya." ujar Ali kecewa.
"Seharusnya pak Wali bukan hanya terjun langsung ke masyarakat, bila perlu pak Walikota juga mau tidur bersama warganya di posko pengungsian. Bukan dihotel mewah!" ujarnya menyarankan.
Begitu juga dua narasumber kakak beradik berikut ini.
Begitu juga dua narasumber kakak beradik berikut ini.
Nanto yang tinggal di Patuha Utara Kayuringin, saat ditemui tak jauh dari lokasi banjir di rumahnya, sedang makan mie instan rebus tepat berlokasi depan kantor kelurahan Kayuringin Jaya dengan pakaian lusuh dan kotor.
Bersama adiknya, mereka sedang istirahat setelah membersihkan rumahnya yang terdampak langsung banjir siang itu.
Mereka berdua menuturkan BksOL perihal bantuan yang tidak merata serta tidak terkoordinasi dengan baik serta sampai ke warga terdampak banjir.
"Contoh sampai saat ini tidak adanya bantuan semacam tenda, obat-obatan, makanan dan lain-lainnya, sampai saat ini pun kami tidak mendapatkannya sama sekali. Sampai saat ini." ujar mereka diulang-ulang.
Mereka pun miris serta menyayangkan kenyataan dimana saat masyarakatnya sedang tertimpa musibah, pak walikota bisa tidur nyenyak dan nyaman.
"Kok ada ya pejabat seperti itu, harusnya mereka cepat tanggap dan langsung turun ke titik-titik bencana. Termasuk wilayah Kayuringin Jaya ini!" pintanya berharap.
Bersama adiknya, mereka sedang istirahat setelah membersihkan rumahnya yang terdampak langsung banjir siang itu.
Mereka berdua menuturkan BksOL perihal bantuan yang tidak merata serta tidak terkoordinasi dengan baik serta sampai ke warga terdampak banjir.
"Contoh sampai saat ini tidak adanya bantuan semacam tenda, obat-obatan, makanan dan lain-lainnya, sampai saat ini pun kami tidak mendapatkannya sama sekali. Sampai saat ini." ujar mereka diulang-ulang.
Mereka pun miris serta menyayangkan kenyataan dimana saat masyarakatnya sedang tertimpa musibah, pak walikota bisa tidur nyenyak dan nyaman.
"Kok ada ya pejabat seperti itu, harusnya mereka cepat tanggap dan langsung turun ke titik-titik bencana. Termasuk wilayah Kayuringin Jaya ini!" pintanya berharap.
Harapannya ke depan agar para pejabat-pejabat tersebut segera memperbaiki diri, cepat mengulurkan tangan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat, dimana pun berada, kapan saja.
"Bukannya hanya mau dilayani, seperti itu saja sih...!" ujar mereka bergantian.
"Jangan sampai para pejabat-pejabat tersebut "lu-lu,gue-gue"!" imbuh sang adik pedas.
"Karena saya juga, yang kemarin, yang kami, belum ada tuh tenda-tenda pengungsian." kata kakaknya dengan kalimat berantakan disebabkan terlalu emosional.
"Sampai kami sendiri mencari tenda-tenda pengungsian, makanan dan obat-obatan." sambungnya lagi.
"Kan abang lihat sendiri kondisi kami berdua masih lusuh dan kotor keadaan kami setelah banjir ini." imbuhnya.
"Jangan sampai para pejabat-pejabat tersebut "lu-lu,gue-gue"!" imbuh sang adik pedas.
"Karena saya juga, yang kemarin, yang kami, belum ada tuh tenda-tenda pengungsian." kata kakaknya dengan kalimat berantakan disebabkan terlalu emosional.
"Sampai kami sendiri mencari tenda-tenda pengungsian, makanan dan obat-obatan." sambungnya lagi.
"Kan abang lihat sendiri kondisi kami berdua masih lusuh dan kotor keadaan kami setelah banjir ini." imbuhnya.
"Sampai-sampai kami harus mengeluarkan dana sendiri, meski cuma makan indomie rebus. Padahal mereka masih bisa tidur nyenyak dan nyaman di hotel...!?" ujar Nanto terasa kecut.
"Kami boro-boro bisa tidur nyenyak, yang ada kami mengungsi di tempat yang bisa dibilang tidak nyaman, yang penting kami bisa terhindar dari banjir susulan." katanya masih belum puas.
"Kami boro-boro bisa tidur nyenyak, yang ada kami mengungsi di tempat yang bisa dibilang tidak nyaman, yang penting kami bisa terhindar dari banjir susulan." katanya masih belum puas.
"Ini gak direkayasa ya bang, kan abang lihat sendiri!?" selorohnya mengakhiri. [■]

إرسال تعليق